Sabtu, 16 April 2016



Note :
3 tulisan dibawah ini sebuah tulisan sederhana dari gabungan tulisan, yang pertama tulisan gue, ke 2 tulisan seseorang dan yang terakhir tulisan satriosv.
Karna tulisan ini terhubung satu sama lain maka gue menulis ulang tulisan dari satriosv dan ditambah tulisan gue sendiri.
Semoga setelah membaca tulisan ini ada hal yang dapat dimengerti tentang sesuatu.
Sisanya tinggal pembaca yang menyimpulkan setiap tulisan dibawah ini.

  Selamat Membaca :)


JIKA INI TENTANG MENUNGGU
Saat dimana egoku menghancurkan ketulusannya
Dan hujan mengabadikannya bersama air matanya yang tertutup oleh air hujan
Semua masih terlihat jelas, dan aku sadar bahwa hari itu tak akan pernah kembali
Awalnya kita seperti bulan dan bintang yang bertemu dibalik gelapnya dunia
Benar, awalnya kita hanya saling berbagi sebuah cerita yang sebenarnya entah itu nyata atau tidak
Tapi saat itu aku mencoba menjadi pendengar terbaik
Tempat terbaik saat ia mulai menceritakan tawa ataupun luka yang ia rasa
Meski saat itu terpisahkan jarak yang begitu jauh
Tapi sebuah benda kecil yang begitu aneh mampu menghapus jarak
Waktu terus berlalu, aku seperti doraemon yang selalu dibutuhkan ketika nobita dijahili giant
Ya, aku selalu mendengarkan suaranya yang lirih saat ia sedang sedih dan membutuhkan sebuah hiburan atau pun semangat
Hingga akhirnya aku tersadar, bahwa aku terbawa cerita-ceritanya
Meski aku sadar bahwa ia menceritakan seseorang yang berharga untuknya
Sedikit sesak, namun saat itu aku selalu berharap orang itu aku
Orang yang selalu ia ceritakan padaku ketika ia membutuhkan tempat untuk bersandar
Aku masih ingat saat kita berjalan dibawah senja
Kita berjalan layaknya teman namun siluet tangan kita seakan bergandengan tangan
Senyumnya seperti mengalahkan indah senja saat itu
Dan sedikit tawa dari setiap perbincangan ringan kita
Membuat setiap pertemuan kita, seakan aku ingin menghentikan waktu untuk sejenak
Mampukah kita kembali mengulang waktu? Entahlah
Karna aku tahu bahwa waktu tak pernah tercipta untuk terulang
Takdir?
Pilihan?
Keduanya selalu terlintas dalam fikiranku setiap malam
Sehingga betapa bodohnya aku yang hanya mementingkan egoku tanpa pernah mementingkan tulusnya
Perasaan yang tumbuh seperti sebuah mangga yang semakin lama semakin manis namun sayangnya sama seperti mangga yang terlambat dipetik, perasaan itu malah perlahan membusuk
Waktu seakan tak pernah mengizinkan kita berada diwaktu yang sama
Karna setelah malam itu tiba, kita tak seperti bulan dan bintang lagi melainkan seperti bintang dan senja yang tak akan pernah bersatu diwaktu yang sama
Malam-malam berikutnya adalah malam yang begitu asing bagiku
Saat malam mulai hening tak seperti malam dimana yang selalu kita habiskan dengan tawa
Jika kita tak pernah berada diwaktu yang sama setidaknya ada sebuah harapan karna kita berada dilangit yang sama
Aku selalu berharap takdir dan waktu suatu saat nanti akan berpihak pada kita dan aku percaya Tuhan pasti akan memberikan jawab terbaik
Seperti terakhir kali kita bertemu dibawah derasnya hujan dan ia berkata
“Jadilah hujan meski tak selamanya namun akan ada waktunya untuk menemani bulan atau pun bintang”
Dan ia berlari bersama derasnya hujan, bersama tangisnya yang tak pernah mampu aku menghapusnya lagi seperti malam-malam sebelumnya
Maaf jika sibodoh ini memutuskan menunggu
Selama harapan, masa depan, takdir dan Tuhan masih ada
Tak mengapa jika sibodoh ini hanya menjadi seorang perindu tulus
Bersama bulan dan bintang yang selalu menemani disaat gelap semakin pekat
 


JIKA INI TENTANG MENEMANI

ini cuma tentang keegoisanku
ketidak inginan aku untuk mencoba 
penolakanku untuk kesembuhan ku sendiri

ada saat nya aku berpikir aku cuma butuh sunyi untuk menemani
karena itu aku jadi pemuja malam ,aku menjadi seorang pecandu
akan kesepian

aku membiarkan luka menganga dan menunggu untuk membusuk
aku tak sama sekali  berharap untuk di sembuhkan
karena aku tau penyakitku ini hanya akan menghapus nya jika
aku sembuh
dan aku membenci itu
anggap aku sedang mempertaruhkan segalanya untuk nya

apa ini pengorbanan yang sia-sia? entahlah
aku akan selalu berlindung di balik nama tulus
di setiap kata "jika sayang ini benar"
jika sayang ini tak pernah menuntut untuk di rindukan

biarkan aku menjadi penggugat akan kebahagian ku sendiri
aku merasa ini tak adil , aku akan mempertaruhkan masa depan ku sendiri
aku akan memaksakan takdirku untuknya aku tulis dengan tangan ku sendiri
maaf tuhan aku terlalu mencintainya

tapi ternyata tuhan baik, tak ada gelap yang terlihat tanpa sedikitpun terang
yang terlahir
ini tentang dia yang lain,yang hadir sebagai kata
yang terkagumi melalui kalimat yang membentuk sosok,
aku tak akan mengatakan siapa

aku senang menyebutnya sebagai "dia yang menemani"
dia menyebutku perindu tulus

kali ini aku biarkan malam yang cemburu padaku
karena waktuku tak sibuk dengannya lagi

aku telah di rebut, aku telah menjadi seseorang yang mengacuhkan malam
tapi aku masih si bodoh yang sama 

dia yang aku sebut menemani ,hadir sebagai pengganti setiap waktu kerinduan ku
pendengar yang baik untuk keluh resahku ,meminjamkan tiap waktu yang ia punya
untuk keegoisan ku dan penolakan ku untuk sembuh

apa dia sesabar itu? entahlah
aku belum benar-benar mengenalnya
yang aku yakinkan dia tak menuntut apa pun dariku
dia seikhlas itu,perlahan dia menjadi penghapus yang baik 
untuk luka ku,jika itu pun masih ada tersisa aku harap dia sabar
karena perindu tulus ini sudah melunak dan berniat sembuh karenanya 

karena jujur saja terkadang kita tak benar-benar membutuhkan saran ,karena kita terlahir untuk menjadi pintar dan cuma di sisakan hati , jadi jika hati yang menguasai dia hanya butuh di temani

mungkin saat ini kalian akan bertanya-tanya siapa dia yang menemani,aku tak kan memberi tau,tapi percayalah jika ada sewaktu waktu kamu mengenalnya ,kamu akan percaya kata-kataku

karenanya aku percaya luka bukan tentang rasa sakit tapi mengikhlaskan
bahagia bukan bagaimana dia hadir, tapi bagaimana nanti dia akan hadir sebagai yang terakhir

untuk dia yang menemani, percayalah kamu telah hadir sebagai penyampai pesan yang baik,
seperti katamu kopi akan terasa manis di akhir..... ,AH TIDAK, aku telah merasakan manisnya saat ini juga.

dan siapa pun yang nanti menjadi masa depannya ,maaf aku meminjamnya 
jika nanti kamu mengenalnya dan bahagia karenanya tolong sampaikan terima kasih sebaik yang aku bisa
karena menemani perindu tulus ini.






PERINDU TULUS, BUKAN PEMBURU MULUS
Aku? Bukan. Ini tentang dia, dia yang selalu merindu bulan. Tapi bukan pemburu bulan, karena dia belum mampu menaklukkannya.

Mungkin ini yang pepatah bilang “bermimpilah setinggi langit”, tanpa berpikir semua yang diimpikan belum tentu baik untuk diusahakan. Menurutku kalian bukan lagi saling mengimpikan, karena pada kenyataannya kalian pernah bersama.

Kamu, sungguh bukan penakluk yang tangguh, bukan pula pelari yang hebat, ataupun pemburu lihai. Kamu hanya pemerhati yang baik, yang selalu menopang saat dia jatuh, mengangkat saat dia tak mampu berdiri, merindu saat dia beranjak pergi, dan lalu hanya bisa pergi untuk menjadi pemerhati lagi.  

Kamu hanya perindu yang tulus, yang hanya bisa berharap ia akan melirikmu. Datang lalu pergi saat waktu itu tiba? Jika hanya itu kemampuanmu, mundurlah. Karena dia bulan, yang banyak bintang mengelilingi bukan hanya kamu.

Saat kamu berdiam, pesaingmu ada diseribu langkah di depanmu. Jangan berhenti untuk berusaha, jika usahamu terhenti maka jangan pernah memulainya. Karena usaha hanya akan berhenti jika telah sampai pada tujuan.

Hargai hatimu sebelum menghargai hatinya. Kamu tak akan mengerti apa yang dia rasa jika kamu hanya mencoba mengerti dia. Tanpa kamu sendiri tau apa  yang kamu rasa. Kamu bilang itu cinta? Bukan cinta jika terus memberi pengorbanan. Cinta, satu alasan untuk seseorang bahagia dengan berbagi rasa. Cinta, butuh lawan untuk berbagi segala hal. Bahkan Tuhan mengizinkanku mencintai-Nya karena Ia membuatku percaya hadir-Nya untuk menjawab segala do’a.

Ketulusanmu mungkin akan  terbalas, tapi mungkin setelah kamu sendiri mengerti apa yang kamu rasa. Karena kamu akan tersadar, saat kamu mengerti rasamu itu untuk disampaikan bukan untuk dipertontonkan. Jadilah perindu bulan, jika hanya terus ingin memandanginya. Tapi teruslah berusaha mengerti, memburu, dan menyampaikan jika memang dia sasaran tepat untukmu meletakkan lelah.


Ada yang Tuhan ciptakan tak bermata, tak berhidung, bahkan tak berwujud. Tapi dia lah penyempurna hidup, Cinta. Jika bukan kamu penyampainya maka panahmu tak akan terhenti tepat  dihatinya.











1 komentar:

  1. freenet-empire-genesis.mp4 - youtube.com - videodl.cc
    freenet-empire-genesis.mp4.mp4.jpg.freenet-empire-genesis.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4.mp4. youtube to mp4

    BalasHapus