Note :
3 tulisan dibawah ini sebuah tulisan
sederhana dari gabungan tulisan, yang pertama tulisan gue, ke 2
tulisan seseorang dan yang terakhir tulisan satriosv.
Karna tulisan ini terhubung satu
sama lain maka gue menulis ulang tulisan dari satriosv dan ditambah tulisan
gue sendiri.
Semoga setelah membaca tulisan ini
ada hal yang dapat dimengerti tentang sesuatu.
Sisanya tinggal pembaca yang menyimpulkan setiap tulisan dibawah ini.
Selamat Membaca :)
JIKA INI TENTANG MENUNGGU
Saat dimana egoku menghancurkan
ketulusannya
Dan hujan mengabadikannya bersama air matanya yang tertutup oleh air hujan
Semua masih terlihat jelas, dan aku sadar bahwa hari itu tak akan pernah kembali
Dan hujan mengabadikannya bersama air matanya yang tertutup oleh air hujan
Semua masih terlihat jelas, dan aku sadar bahwa hari itu tak akan pernah kembali
Awalnya kita seperti bulan dan
bintang yang bertemu dibalik gelapnya dunia
Benar, awalnya kita hanya saling berbagi sebuah cerita yang sebenarnya entah itu nyata atau tidak
Tapi saat itu aku mencoba menjadi pendengar terbaik
Tempat terbaik saat ia mulai menceritakan tawa ataupun luka yang ia rasa
Benar, awalnya kita hanya saling berbagi sebuah cerita yang sebenarnya entah itu nyata atau tidak
Tapi saat itu aku mencoba menjadi pendengar terbaik
Tempat terbaik saat ia mulai menceritakan tawa ataupun luka yang ia rasa
Meski saat itu terpisahkan jarak
yang begitu jauh
Tapi sebuah benda kecil yang begitu aneh mampu menghapus jarak
Waktu terus berlalu, aku seperti doraemon yang selalu dibutuhkan ketika nobita dijahili giant
Ya, aku selalu mendengarkan suaranya yang lirih saat ia sedang sedih dan membutuhkan sebuah hiburan atau pun semangat
Tapi sebuah benda kecil yang begitu aneh mampu menghapus jarak
Waktu terus berlalu, aku seperti doraemon yang selalu dibutuhkan ketika nobita dijahili giant
Ya, aku selalu mendengarkan suaranya yang lirih saat ia sedang sedih dan membutuhkan sebuah hiburan atau pun semangat
Hingga akhirnya aku tersadar, bahwa
aku terbawa cerita-ceritanya
Meski aku sadar bahwa ia menceritakan seseorang yang berharga untuknya
Sedikit sesak, namun saat itu aku selalu berharap orang itu aku
Orang yang selalu ia ceritakan padaku ketika ia membutuhkan tempat untuk bersandar
Meski aku sadar bahwa ia menceritakan seseorang yang berharga untuknya
Sedikit sesak, namun saat itu aku selalu berharap orang itu aku
Orang yang selalu ia ceritakan padaku ketika ia membutuhkan tempat untuk bersandar
Aku masih ingat saat kita berjalan
dibawah senja
Kita berjalan layaknya teman namun siluet tangan kita seakan bergandengan tangan
Senyumnya seperti mengalahkan indah senja saat itu
Dan sedikit tawa dari setiap perbincangan ringan kita
Membuat setiap pertemuan kita, seakan aku ingin menghentikan waktu untuk sejenak
Mampukah kita kembali mengulang waktu? Entahlah
Karna aku tahu bahwa waktu tak pernah tercipta untuk terulang
Kita berjalan layaknya teman namun siluet tangan kita seakan bergandengan tangan
Senyumnya seperti mengalahkan indah senja saat itu
Dan sedikit tawa dari setiap perbincangan ringan kita
Membuat setiap pertemuan kita, seakan aku ingin menghentikan waktu untuk sejenak
Mampukah kita kembali mengulang waktu? Entahlah
Karna aku tahu bahwa waktu tak pernah tercipta untuk terulang
Takdir?
Pilihan?
Keduanya selalu terlintas dalam fikiranku setiap malam
Sehingga betapa bodohnya aku yang hanya mementingkan egoku tanpa pernah mementingkan tulusnya
Pilihan?
Keduanya selalu terlintas dalam fikiranku setiap malam
Sehingga betapa bodohnya aku yang hanya mementingkan egoku tanpa pernah mementingkan tulusnya
Perasaan yang tumbuh seperti sebuah
mangga yang semakin lama semakin manis namun sayangnya sama seperti mangga yang
terlambat dipetik, perasaan itu malah perlahan membusuk
Waktu seakan tak pernah mengizinkan kita berada diwaktu yang sama
Karna setelah malam itu tiba, kita tak seperti bulan dan bintang lagi melainkan seperti bintang dan senja yang tak akan pernah bersatu diwaktu yang sama
Waktu seakan tak pernah mengizinkan kita berada diwaktu yang sama
Karna setelah malam itu tiba, kita tak seperti bulan dan bintang lagi melainkan seperti bintang dan senja yang tak akan pernah bersatu diwaktu yang sama
Malam-malam berikutnya adalah malam
yang begitu asing bagiku
Saat malam mulai hening tak seperti malam dimana yang selalu kita habiskan dengan tawa
Jika kita tak pernah berada diwaktu yang sama setidaknya ada sebuah harapan karna kita berada dilangit yang sama
Aku selalu berharap takdir dan waktu suatu saat nanti akan berpihak pada kita dan aku percaya Tuhan pasti akan memberikan jawab terbaik
Seperti terakhir kali kita bertemu dibawah derasnya hujan dan ia berkata
“Jadilah hujan meski tak selamanya namun akan ada waktunya untuk menemani bulan atau pun bintang”
Dan ia berlari bersama derasnya hujan, bersama tangisnya yang tak pernah mampu aku menghapusnya lagi seperti malam-malam sebelumnya
Saat malam mulai hening tak seperti malam dimana yang selalu kita habiskan dengan tawa
Jika kita tak pernah berada diwaktu yang sama setidaknya ada sebuah harapan karna kita berada dilangit yang sama
Aku selalu berharap takdir dan waktu suatu saat nanti akan berpihak pada kita dan aku percaya Tuhan pasti akan memberikan jawab terbaik
Seperti terakhir kali kita bertemu dibawah derasnya hujan dan ia berkata
“Jadilah hujan meski tak selamanya namun akan ada waktunya untuk menemani bulan atau pun bintang”
Dan ia berlari bersama derasnya hujan, bersama tangisnya yang tak pernah mampu aku menghapusnya lagi seperti malam-malam sebelumnya
Maaf jika sibodoh ini memutuskan
menunggu
Selama harapan, masa depan, takdir dan Tuhan masih ada
Tak mengapa jika sibodoh ini hanya menjadi seorang perindu tulus
Bersama bulan dan bintang yang selalu menemani disaat gelap semakin pekat
Selama harapan, masa depan, takdir dan Tuhan masih ada
Tak mengapa jika sibodoh ini hanya menjadi seorang perindu tulus
Bersama bulan dan bintang yang selalu menemani disaat gelap semakin pekat
JIKA INI
TENTANG MENEMANI
ini cuma tentang keegoisanku
ini cuma tentang keegoisanku
ketidak
inginan aku untuk mencoba
penolakanku
untuk kesembuhan ku sendiri
ada saat nya
aku berpikir aku cuma butuh sunyi untuk menemani
karena itu
aku jadi pemuja malam ,aku menjadi seorang pecandu
akan
kesepian
aku
membiarkan luka menganga dan menunggu untuk membusuk
aku tak sama
sekali berharap untuk di sembuhkan
karena aku
tau penyakitku ini hanya akan menghapus nya jika
aku sembuh
dan aku
membenci itu
anggap aku
sedang mempertaruhkan segalanya untuk nya
apa ini
pengorbanan yang sia-sia? entahlah
aku akan
selalu berlindung di balik nama tulus
di setiap
kata "jika sayang ini benar"
jika sayang
ini tak pernah menuntut untuk di rindukan
biarkan aku
menjadi penggugat akan kebahagian ku sendiri
aku merasa
ini tak adil , aku akan mempertaruhkan masa depan ku sendiri
aku akan
memaksakan takdirku untuknya aku tulis dengan tangan ku sendiri
maaf tuhan
aku terlalu mencintainya
tapi
ternyata tuhan baik, tak ada gelap yang terlihat tanpa sedikitpun terang
yang terlahir
ini tentang
dia yang lain,yang hadir sebagai kata
yang
terkagumi melalui kalimat yang membentuk sosok,
aku tak akan
mengatakan siapa
aku senang
menyebutnya sebagai "dia yang menemani"
dia
menyebutku perindu tulus
kali ini aku
biarkan malam yang cemburu padaku
karena
waktuku tak sibuk dengannya lagi
aku telah di
rebut, aku telah menjadi seseorang yang mengacuhkan malam
tapi aku
masih si bodoh yang sama
dia yang aku
sebut menemani ,hadir sebagai pengganti setiap waktu kerinduan ku
pendengar
yang baik untuk keluh resahku ,meminjamkan tiap waktu yang ia punya
untuk
keegoisan ku dan penolakan ku untuk sembuh
apa dia
sesabar itu? entahlah
aku belum
benar-benar mengenalnya
yang aku
yakinkan dia tak menuntut apa pun dariku
dia seikhlas
itu,perlahan dia menjadi penghapus yang baik
untuk luka
ku,jika itu pun masih ada tersisa aku harap dia sabar
karena
perindu tulus ini sudah melunak dan berniat sembuh karenanya
karena jujur
saja terkadang kita tak benar-benar membutuhkan saran ,karena kita terlahir untuk
menjadi pintar dan cuma di sisakan hati , jadi jika hati yang menguasai dia
hanya butuh di temani
mungkin saat
ini kalian akan bertanya-tanya siapa dia yang menemani,aku tak kan memberi
tau,tapi percayalah jika ada sewaktu waktu kamu mengenalnya ,kamu akan percaya
kata-kataku
karenanya
aku percaya luka bukan tentang rasa sakit tapi mengikhlaskan
bahagia
bukan bagaimana dia hadir, tapi bagaimana nanti dia akan hadir sebagai yang
terakhir
untuk dia
yang menemani, percayalah kamu telah hadir sebagai penyampai pesan yang baik,
seperti
katamu kopi akan terasa manis di akhir..... ,AH TIDAK, aku telah merasakan
manisnya saat ini juga.
dan siapa
pun yang nanti menjadi masa depannya ,maaf aku meminjamnya
jika nanti
kamu mengenalnya dan bahagia karenanya tolong sampaikan terima kasih sebaik
yang aku bisa
karena
menemani perindu tulus ini.
PERINDU TULUS, BUKAN PEMBURU MULUS
Aku?
Bukan. Ini tentang dia, dia yang selalu merindu bulan. Tapi bukan pemburu
bulan, karena dia belum mampu menaklukkannya.
Mungkin
ini yang pepatah bilang “bermimpilah setinggi langit”, tanpa berpikir semua
yang diimpikan belum tentu baik untuk diusahakan. Menurutku kalian bukan lagi
saling mengimpikan, karena pada kenyataannya kalian pernah bersama.
Kamu,
sungguh bukan penakluk yang tangguh, bukan pula pelari yang hebat, ataupun
pemburu lihai. Kamu hanya pemerhati yang baik, yang selalu menopang saat dia
jatuh, mengangkat saat dia tak mampu berdiri, merindu saat dia beranjak pergi,
dan lalu hanya bisa pergi untuk menjadi pemerhati lagi.
Kamu
hanya perindu yang tulus, yang hanya bisa berharap ia akan melirikmu. Datang
lalu pergi saat waktu itu tiba? Jika hanya itu kemampuanmu, mundurlah. Karena
dia bulan, yang banyak bintang mengelilingi bukan hanya kamu.
Saat
kamu berdiam, pesaingmu ada diseribu langkah di depanmu. Jangan berhenti untuk
berusaha, jika usahamu terhenti maka jangan pernah memulainya. Karena usaha
hanya akan berhenti jika telah sampai pada tujuan.
Hargai
hatimu sebelum menghargai hatinya. Kamu tak akan mengerti apa yang dia rasa
jika kamu hanya mencoba mengerti dia. Tanpa kamu sendiri tau apa yang
kamu rasa. Kamu bilang itu cinta? Bukan cinta jika terus memberi pengorbanan.
Cinta, satu alasan untuk seseorang bahagia dengan berbagi rasa. Cinta, butuh lawan
untuk berbagi segala hal. Bahkan Tuhan mengizinkanku mencintai-Nya karena Ia
membuatku percaya hadir-Nya untuk menjawab segala do’a.
Ketulusanmu
mungkin akan terbalas, tapi mungkin setelah kamu sendiri mengerti apa
yang kamu rasa. Karena kamu akan tersadar, saat kamu mengerti rasamu itu untuk
disampaikan bukan untuk dipertontonkan. Jadilah perindu bulan, jika hanya terus
ingin memandanginya. Tapi teruslah berusaha mengerti, memburu, dan menyampaikan
jika memang dia sasaran tepat untukmu meletakkan lelah.
Ada yang Tuhan ciptakan tak bermata, tak berhidung,
bahkan tak berwujud. Tapi dia lah penyempurna hidup, Cinta. Jika bukan kamu
penyampainya maka panahmu tak akan terhenti tepat dihatinya.